Persahabatan, Cinta, Money

Satu makna tersirat jelas,
Satu kata yg membuat hidup lebih bernyawa,
PERSAHABATAN.
Dimanapun berada sahabat begitu berarti, entah berarti meenyenangkan atau menyusahkan, tapi takkan lepas dari makna indahnya Persahabatan.

Seseorang tak pernah bisa merasa dirinya lebih utuh bernyawa, lebih utuh tertawa, lebih utuh berarti, tanpa punyai seorang Sahabat, meski diri berselimut kain Sutera, meski diri bertabur intan permata, takkan lebih berarti dinikmati sendiri, sekalipun punyai belahan hati, sekalipun punyai keluarga Harmoni, tetap masiht terasa kurang lebih berarti tanpa satu nyawa, yaiut Sahabat.

Memori yg melekat kuat disebuah kecilnya otak tak bisa terhapus begitu saja, maybe hanya kematian yg menghilangkan itu semua.
Aku beruntung, sedari kecil punyai Sahabat yg bisa ku banggakan, meski kadang menjemukan, namun tak bisa ku pungkiri, merekalah yg membuatku lebih mengenal dunia secara luas, meski mungkin secara reflek dan perputaran waktu, diri ini bisa mengenal sendiri, tapi tetap saja takkan ku alami hal – hal bodoh yg menyenangkan jika aku tak punyai mereka.

Diantara Sahabat yg aku punyai, Sahabat semasa kecil yg tumbuh bersama seiring Roda waktu lah yg begitu tertanam di jiwaku.
Suka dan duka bukan dilewati begitu saja, tapi selalu ada memorial yg melekat. Tapi tak tau lah, sekarang seperti tergilas Roda waktu, tak kurasakan lagi hangatnya kebersamaan, entah kenapa, entah juga ada apa.

Aku masih bingung, antara Sahabat dan Cinta (baca = pacar) lebih berarti mana…?
Mungkin memang dua – duanya berarti dan selalu bersinambungan, seorang sangat membutuhkan cinta, tak dipungkiri itu, tapi,,,
Apa harus Cinta mengorbankan sebuah Persahabatan…??

Ku coba sedikit gambarkan peliknya situasi Persahabatan ku ini.

Ada 5 lelaki tangguh yg selalu bersama - sama, suatu hari mereka terjebak dan terdampar di sebuah pulau yg sangat kecil dan tak berpenghuni, dan dikelilingi lautan lepas, sedang jarak antara pulau tersebut dengan pulau lainnya yg berpenghuni sangatlah jauh (sejauh masa depan yg tak pernah terlihat).
Namun beruntung sekali mereka, dipulau yg tak berpenghuni itu ada 1 buah Kapal mesin yg berbahan bakar sangat minim dan 1 buah perahu rakit.
Entah sesuatu hal apa, seorang laki – laki memilih menggunakan Kapal yg hanya berbahan bakar minim, sedangkan ke Empat lainnya memilih berjuang bersama menggunakan Perahu rakit.
Tak tau keputusan mana yg baik, sedang alam sedang dan tak lagi bersahabat, Gemuruh suara badai yg menggaung – gaung, gemercik ombak yg berteriak –teriak mengelilingi pulau tersebut.
Tak tahu siapa yg akan bertahan dan selamat, atau mungkin tak ada satupun yg bertahan, dan mungkin juga mereka kembali ke pulau itu lalu mencari solusi bersama - sama.
Tak tahu lah,semua terserah waktu, biarkan waktu yg menyadarkan semua ini.

Seperti itulah keadaan perjalan persahabatanku sampai detik ini, semoga tak seperti yg terlintas.

Dan anehnya ada sebuah alasan yg membuat persahabatan ini terasa kosong, alasan itu adalah All about money.
Sebenarnya apa sih yg dibutuhkan dan dicari Sahabat dari Sahabat..??
Masa iya, Ada uang abang sayang, gak ada uang abang ditendang…??
Bukan itu kan…??
Sahabat itu suka dan duka kita, tak perlu meributkan uang, tak perlu juga mempermasalahkan Cinta, tapi kenapa harus semua itu yg malah menjadi akar perpecahan.
Aaah, semua ini tentang Ego,
Sifat dari setiap individu berbeda, dan satu hal yg tak bisa diketahui adalah Pikiran orang lain.
Sebijak Apapun diri ini berfikir, jika hanya diri ini saja yg memahami, tanpa yg lain mengerti,,,apa Artinya semua itu…
Yg ada hanyalah Perpecahan dan perselisihan yg terjadi dan akhirnya memutuskan untuk jalan sendiri – sendiri.

OMG, oh my God..
Jangan kau biarkan semua ini berlanjut seperti ini.
Jika memang kau takdirkan Hancur, Hancurkan..
Dan jika kau takdirkan Indah, berikan sedikit Pencerahan, Pencerahan pada diri masing – masing, pencerahan pada Ego yg tinggi.

Aku merindukan mereka semua seperti sedia kala.



By pimpim yg mencoba mengerti.