Takdir itu......

>> 28.4.10


Ada seorang tua yang bilang kepadaku begini ;
“Rezeki kita itu sudah ditentukan sejak awal. Kalo kita ditakdirkan punya rezeki sedikit, biar kita banting tulang kaya apapun, rezeki kita pasti tetep sedikit”.

Dan rezeki dia memang sedikit,
sekian tahun kerja dengan gaji pas-pasan,
begitu pensiun dia nggak punya uang.
Hidupnya ditopang sama anaknya.
Sekarang dia sakit-sakitan dan anaknya tambah kelimpungan cari biaya buat bayar dokter dan obat-obatan.

Padahal, si anak juga punya tanggungan istri dan anak..hmmm,puyeng dia,,,
Waktu si orang tua bilang begitu, aku cuma bisa diam.
Ya kaget,ya, ya shock juga, tapi piqiranku mengembara kemana-mana.

Kalo memang takdir seperti itu, lantas buat apa aku mesti ngoyo cari duit?...
Biar kata keringat udah keluar sampe titik yang penghabisan,
kalo jatah rezeki ku Cuma seratus ribu sebulan, tentu nggak bakal lebih dari itu.
Malahan sepeser pun tidak..!!!

Lantas aku mikir lagi, “Kalo aku mutusin nggak kerja, apa rezeki ku tetap seratus ribu sebulan??,
kan aku ditakdirkan punya rezeki Cuma segitu…
Jadi, biar aku kerja keras atawa males-malesan,
penghasilanku bakal tetep segitu kan..???
Nah lho… Pikiranku mulai puyeng eui..
Pikir-pikir lagi, apa memang begitu yang namanya Takdir..???
Lantas kenapa begitu banyak yang kerja keras dan jadi kaya raya?? ( meskipun ada juga orang yang kerja keras tapi hidupnya pas-pasan…).
Dan kenapa pula banyak pemalas yang hidupnya pas-pasan?? (meskipun ada juga pemalas yang hidupnya mewah,,biasa hasil warisan orangtua,,,).

Namun anehnya, kenpa bangsa pekerja keras seperti Jepang & Jerman bisa menjadi kaya raya, sementara Bangsa Pemalas seperti Indonesia hidupnya serba miskin meski memiliki alam yang kaya raya..??

Nah, gara-gara puyeng mikirin takdir soal rezeki itu, akhirnya aku berteori..
Begini teorinya ;
Si A ditakdirkan punya jatah rezeki 50 juta sebulan. (maaf, ini cumin missal lho, yang tahu persis jatah rezeki tiap orang itu kan Tuhan,,).
Nah, biar dia banting tulang kaya apapun,
penghasilan dia nggak bakal melewati angka itu.
Tapi, kalo dia males-malesan, maka rezekinya ya jauh di bawah itu.
Bisa 500 ribu perbulan, bisa 1 juta, bisa juga seratus ribu sebulan.

Gampangnya begini;
Si A ditakdirkan punya rezeki maksimal 50 juta sebulan.
Nggak mungkin lebih, rezeki minimalnya seratus ribu, nggak mungkin kurang.
Jadi, takdir itu nggak seperti garis lurus yang nggak mungkin dibelokin lagi.
Takdir itu seperti pohon,
kalo kita naik kecabang sebelah kiri, berarti kita kecabang takdir sebelah kiri,
kalo kesebelah cabang yang kanan, ya kita berarti berada dicabang takdir kanan.
Kalo keatas ya berarti keatas.

Intinya, Tuhan memberi kita kebebasan untuk memilih cabang takdir yang mana,
yang terbaik, yang sedang-sedang saja, atau yang terburuk.

Nah , setelah berteori begitu, pikiranku mulai tenang, nggak lagi kelayapan.
Jadi, jangan terima mentah-mentah omongan bahwa takdir kita ya begini.
Kita sebetulnya punya kesempatan untuk mengubah takdir kita bila kita mau.
Caranya; Seperti yang tertera di Al Quran,
“Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sebelum kaum itu mengubah apa yang ada di diri mereka”.

Mau mengubah Takdir kita…?
ayo berbenah cuy…



By Peem yg mencoba berbenah

Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Makasih udah meluangkan waktu untuk membaca,,
ditunggu selalu kunjungan & masukkannya
"Jangan Lupa Tinggalkan Komentar ya"

  © Template modif n' update by Sweet Orange Bergemacopyright 2009

Mbalik maning meng NDUWUR  

pim @