Kerinduanku...
>> 1.4.09
Dikala pagi telah menjadi siang dan siang berganti senja..
Di sela-sela hembusan angin bertiup sepoy-sepoy melantunkan melodi kesunyian..
Di iringi gelak – tawa bocah berlari-lari..
Di selingi suara gemuruh suara mesin yg terdengar dari sayup-sayup dari kejauhan..
Di bawah murungnya sang awan, aku duduk bersimpuh dibawah atap dunia, diatas panasnya kehidupan..
Ku pegang sehelai kertas yang aku corat-coret dengan tinta yang tertulis kurang jelas bak memandang pohon kelapa diatas gurun pasir dalam radius 10 kilometer diiringi kabut pasir gurun aku terus torehkan tinta yg memang hampir habis itu kedalam sehelai buku yang kusam seperti pengemis tak membasuh tubuhnya dengan air selama berminggu-minggu,
Di bawah murungnya sang awan, aku duduk bersimpuh dibawah atap dunia, diatas panasnya kehidupan..
Ku pegang sehelai kertas yang aku corat-coret dengan tinta yang tertulis kurang jelas bak memandang pohon kelapa diatas gurun pasir dalam radius 10 kilometer diiringi kabut pasir gurun aku terus torehkan tinta yg memang hampir habis itu kedalam sehelai buku yang kusam seperti pengemis tak membasuh tubuhnya dengan air selama berminggu-minggu,
sambil kuselingi dengan hisapan sebatang rokok mild yg sudah bertahun-tahun aku hisap,
tapi tak seterusnya bisa menemani aku,
karena semakin aku hisap semakin hilang pula ia....
Benakku melayang kesana-kemari seperti anak kecil berumur 5 tahun mencari ibunya yang sibuk dengan belanjaannya,,
benakku melayang memandang indahnya atap dunia yg kusebut langit,
Benakku melayang kesana-kemari seperti anak kecil berumur 5 tahun mencari ibunya yang sibuk dengan belanjaannya,,
benakku melayang memandang indahnya atap dunia yg kusebut langit,
meratapi pahitnya suasana yang biasa orang-orang sebut BT,entah apa itu artinya...???
Ku layangkan mata indahku ke kanan, kekiri, ke atas, kebawah, kedepan,
tapi entah kenapa aku enggan melihat kebelakang,
karena dibelakang yang bisa kutatap hanyalah cor-coran tembok yang kurang rapi dan terlihat pekat serta kelam karena bertahun-tahun lamanya terhempas panas sang surya, terguyur hujan badai, serta lainnya.
Sejenak aku terdiam, terpaku, bak seseorang yang baru bisa melihat karena bertahun-tahun lamanya matanya terpejam karena tuna netra,,
entah aku berfikir apa, entah pikiranku melayang kemana, yang ada hanya kembali sunyi,
hanya tertinggal hembusan angin sore yang terasa sejuk tapi sebenarnya tidak…
Suara gelak-tawa bocah lambat-laun hilang, yang tertinggal hanya suara gemuruh mesin yang masih sayup-sayup terdengar seperti suara lalat kecil sedang menyerubungi segumpal daging mentah ,,,
hanya tertinggal hembusan angin sore yang terasa sejuk tapi sebenarnya tidak…
Suara gelak-tawa bocah lambat-laun hilang, yang tertinggal hanya suara gemuruh mesin yang masih sayup-sayup terdengar seperti suara lalat kecil sedang menyerubungi segumpal daging mentah ,,,
atau hanya suara burung berlalu lalang seolah mereka terbang kesana – kemari bingung mencari jalan pulang mengingat semakin lama langit semakin gelap…
Kuhembuskan nafasku penuh dengan kegalauan,
Kuhembuskan nafasku penuh dengan kegalauan,
aku ambil lagi sebatang rokok mild yang tersisa di bungkusnya,
setiap aku hisap setiap detik pula ia meninggalkanku…
Awan kelam masih saja enggan beranjak pergi dari tatapanku, dia masih menyelimuti sekelilingku, mengganggu pandanganku akan indahnya langit yang tak terlihat ceria,,
Mungkin sang awan sedang galau dan ragu juga, apakah akan ia lepaskan beban yang sedang ia pikulnya ataukah akan terus ia bawa sampai benar-benar tak mampu lagi menahannya…
Hufft………….
Awan kelam masih saja enggan beranjak pergi dari tatapanku, dia masih menyelimuti sekelilingku, mengganggu pandanganku akan indahnya langit yang tak terlihat ceria,,
Mungkin sang awan sedang galau dan ragu juga, apakah akan ia lepaskan beban yang sedang ia pikulnya ataukah akan terus ia bawa sampai benar-benar tak mampu lagi menahannya…
Hufft………….
Sementara pandanganku melayang keatas awan putih, yang sebenarnya masih tersisa awan-awan kelam sisa
tadi,,
Lagi-lagi Benakku melayang, dan terlintas, terbesit Tanya …
“Apakah di atas sana ada kehidupan seperti kehidupan yang sedang aku jalani, nikmati, meski sesungguhnya kurang aku nikmati ini..”
Lama Aku pandangi si Awan itu, walau terkadang mataku berkedip-kedip,,
bukan karena ada bidadari ataupun perempuan gemulai lewat didepanku,
tapi karena memang mataku tak mampu terus memandangi sang awan,,
Lalu aku terpejam sejenak, sambil ku basuh pelan-pelan mataku ini,,
Tiba-tiba tergambar jelas Raut muka seseorang yang sangat aku kenal, sangat aku rindukan…
Hatiku semakin bertanya-tanya…
Siapakah dia…semakin lama aku perhatikan semakin jelas pula terlihat,,
Hatiku semakin terperanjat melihat gambaran yang terlukis dibenakku…
Semakin membuat aku bertanya-tanya…
Dimanakah dia sekarang…???
Bahagiakah dia sekarang…???
Tenangkah dia sekarang….???
Dia adalah sesosok yang tak sempat aku kenal lama,,
Tak sempat aku memeluknya erat,,
Tak sempat aku berbincang-bincang dengannya,,,
Sampai diakhir aku mengenalnya…
Akupun tak kuasa untuk meneteskan sepercik air mata kesedihan,,
Tak sempat aku ucapkan salam perpisahan,,
Tak mampu memeluk tubuhnya yang berselimut Kain Kafan,,
Tak mampu pula aku ungkapkan dan Ucapkan…
“Aku saying Engkau Ayah….!!!!!!!”
Ayah….
Dimana sekarang engkau berada…
Adakah engkau bahagia….???
Adakah engkau merindukanku, seperti aku sangat merindukanmu,,,???
Adakah engkau mersakan ketenangan….
Lihatlah Ayah,,
Anakmu sekarang mampu berjalan sendiri melewati perihnya kehidupan,,
Menapaki terjalnya kehidupan,,,
Adakah engkau tau…
Adakah engkau melihatku,,
Adakah senyumanmu untukku,,
Adakah ucapan selamat untukku,,
Adakah engkau tau Ayah…
“Aku sangat merindukanmu,,,,,”
NB Dari penulis :
“ Katakanlah,,Ucapkanlah,,Ungkapkanlah Kata-kata yang terindah kepada yang engkau sayangi sebelum dia pergi untuk selama-lamanya….”
Depok, 09 November 2008…
Diatas genting, baru bangun tidur…
By Pimpim…
0 komentar:
Posting Komentar