Apa Yang Terlewatkan...???
>> 24.3.09
Dari ruangan ini, sebuah tempat kecil tempatku mendesain hidup, ku menatap langit.
hari ini aku ingin sedikit merenung tentang hidup.
tidak terlalu sering memang aku melepaskan pikiranku untuk bebas berkelana.
dan kali ini, pikiranku singgah pada suatu dahan.
dahan itu bernama ‘keterlewatan’.
jangan tanya aku mengenai ‘kata’ itu.
mengenai benar-salahnya.
karena aku sedang ingin memahami makna, dan ingin mengesampingkan rupa.
Dari ruangan ini, sebuah laboratorium mini dimana ku meramu unsur-unsur hidup.
aku masih dalam tatapan luas pada langit biru, dihiasi awan kelabu.
menandakan langit akan menurunkan ribuan bahkan jutaan liter anugerah-Nya, berupa air hujan.
pikiranku masih melayang, mengawang.
mencoba melakukan kilas balik kehidupanku selama ini.
aku mencoba mengkritisi lensa hidupku, yang dengan lensa itu aku menatap dunia.
aku,,, berpikir mengenai ‘keterlewatan-keterlewatan’ dalam hidupku.
Di sela itu, aku menatap pohon, tinggi, rimbun, gagah dan kokoh ia menjulang.
meneduhkan, bagi yang ada di sekelilingnya.
juga meneduhkan penglihatanku saat ini.
memberikan suasana yang berbeda terhadap warna dunia.
warna khasnya memecahkan dominasi birunya langit.
mendobrak kemonotonan warna genting merah yang sudah berlumut.
Entah berapa lama sejak aku terlena melihat nuansa.
hujan mulai turun perlahan, bunyi tetesannya memberikan sensasi tersendiri pada indra pendengaranku.
yang seringkali membawaku mengingat kejadian-kejadian berkesan di kala ‘hujan’.
bagiku, hujan selalu menguatkan kesan, mendramatisir keadaan menjadi semakin romantis, semakin heroik, semakin sensitif, semakin melankolis.
ah, aku jadi ingat sepenggal frame dari masa kecilku.
di kala hujan turun derasnya, sering aku untuk keluar rumah; menikmati hujan.
dan kala itu, rasanya semuanya lepas.
kesedihan dapat dilelehkan bersama dengan guyuran air hujan.
emosi teredakan oleh dinginnya lembaian angin dan terpaan air.
rasa senang dapat terluapkan, seolah hujan ikut merasakan kebahagiaan dan mengecupkan selamat dengan tamparan-tamparan deras tetesannya.
Hmmm… rutinitas ini membuatku melewatkan banyak hal.
dalam kereta kehidupan ini, aku masih terpaku pada tikungan-tikungan tajam yang memberhentikan detak jantung.
menaikkan ketegangan, menantang adrenalin.
aku masih terlalu sibuk mengutuki orang-orang mengesalkan yang membuat keruh suasana dalam gerbong ini.
Namun di saat yang sama aku melewatkan banyak hal.
pemandangan indah yang dapat meneduhkan mata dan menyejukkan hati.
juga karena konsentrasi bodohku pada orang-orang itu, aku melewatkan percakapan yang nyaman dengan teman-teman di gerbong yang sama.
yang mereka sungguh lebih berarti daripada orang-orang itu.
Sayang,,, aku telah melewatkan banyak hal. terlalu banyak.
aku harus mencoba lebih peka terhadap duniaku.
melihat sisi-sisi menakjubkan dari keadaan di sekelilingku.
hingga dengan segala ketakjuban diri aku berkata: “Subhanallah. inilah bukti keagungan-Mu.”
NB ; AKU,,, INGIN MENYELAM, BUKAN TENGGELAM,,!!!
By Pimpim
0 komentar:
Posting Komentar